Melihat kenyataan tahun 2010 adalah tahun dimana banyak sekali siswa baik tingkat SMP/MTs maupun SMA/MA/SMK yang tidak lulus dalam Ujian Nasional (UN) yang dilaksanakan beberapa waktu lalu haruslah mendapat perhatian yang sangat serius dari berbagai pihak. Jika kita melihat syarat kelulusan yang telah ditetapkan oleh pemerintah, sebenarnya penulis merasa yakin sekali bahwa syarat itu tidaklah "menghambat" siswa untuk lulus. Mari kita perhatikan dengan seksama syarat kelulusan siswa pada UN pada tahun 2010.
Syarat Siswa Lulus Pada UN 2010
- Masing-masing pelajaran yang diujikan (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Matematika dan IPA) mendapatkan nilai minimal 5,50, atau
- Boleh saja maksimal 2 pelajaran dari 4 pelajaran yang diujikan mendapat minimal 4,00 tetapi jumlah keseluruhannya minimal 22,00.
- Lulus Ujian Sekolah (US).
Pada kenyataan berikutnya, acapkali UN sepertinya menjadi sesuatu yang sangat diprioritaskan dan daripada US. Hal ini cukup beralasan, karena menurut pengamatan penulis beberapa bahkan mungkin hampir semua sekolah di berbagai tingkatan selalu menyelenggaran Bimbingan Belajar (Bimbel) khusus membahas dan mempersiapkan siswanya untuk menghadapi UN. Bagaimana dengan US?
Kembali kepada permaslahan yang pokok, mengapa tahun 2010 banyak siswa yang tidak lulus? Penulis berpendapat bahwa banyak sekali factor atau paling tidak pihak yang harus ikut bertanggung jawab. Pihak-pihak yang harus bertanggung jawab atau keadaan ini diantaranya:
- Guru
Untuk diketahui penulis juga adalah seorang guru. Mengapa guru harus bertanggung jawab? Karena guru memiliki peran dan tanggung jawab yang paling besar disamping siswa itu sendiri. Guru sangat berperan dalam pembentukan penalaran ilmiah siswa disamping pembentukan karakter kepribadian siswa.
- Siswa
Siswa juga memiliki tanggung jawab, paling tidak tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Meskipun siswa juga menjadi "korban" dalam UN 2010, tapi siswa juga memiliki andil yang besar terhadap kelulusannya. Karena walau bagaimana "pintar"-nya guru tanpa didukung keinginan serta usaha yang serius dan sungguh-sungguh dari siswa itu sendiri, penulis berpendapat ini akan sangat menghambat.
- Penyelenggara Pendidikan (Sekolah)
Penyelenggara Pendidikan dalam hal ini sekolah, memiliki peran yang juga sangat besar. Meliputi penyedian fasilitas pendidikan yang representative, tenaga pengajar yang "mumpuni", serta manjamin proses berlangsungnya pembelajaran berjalan sesuai dengan yang menjadi target.
- Orang Tua Siswa/Wali
Peran orang tua/wali juga memegang peranan yang sangat penting. Peranan orang tua disini bukanlah hanya sekedar memberikan biaya untuk sekolah anak, biaya untuk les privat ataupun biaya-biaya lainnya, namun yang lebih penting lagi yakni perhatian. Perhatian orang tua bias saja meliputi memantau jam belajar siswa atau bahkan menemani anak belajar saat anak belajar, memberikan motivasi serta memantau pergaulan siswa di luar sekolah.
- Pemerintah (Dinas Pendidikan)
Tanggung jawab pemerintah mungkin ini tidak secara langsung, namun demikian perannya juga tidaklah mungkin dapat diabaikan begitu saja. Berbagai regulasi semestinya juga mempertimbangkan dampak social dari aturan yang akan di keluarkan.
- Masyarakat
Peran Masyarakat, penulis juga merasa ini penting sekali. Karena sejujurnya penghargaan terhadap kemampuan akademis dirasakan masih sangat kurang.
Akhirnya tanpa bermaksud mempersalahkan pihak-pihak tertentu, penulis sangat berharap adanya perbaikan yang terarah dan terukur dalam dunia pendidikan. Mari kita didik anak-anak bangsa ini dengan rasa tanggung jawab, kejujuran dan keikhlasan. Semoga Allah SWT meridhoi semua usaha yang kita lakukan. Amien…